Cerita rakyat Sumatera Utara Legenda Putri Hijau

Berdasarkan buku Koleksi Terbaik Cerita Rakyat Nusantara, Cerdas Interaktif karya Putri Khumairah (2017) berikut dongeng rakyat Sumatera Utara:

Zaman dahulu di Kesultanan Timur Besar, kira-kira 10 km dari Kampung Medan, ada seorang putri yang sangat cantik bernama Putri Hijau. Kecantikan putri ini tersohor mulai dari Aceh sampai ke ujung utara Pulau Jawa. Sultan Aceh jatuh cinta pada Putri Hijau dan ingin melamarnya untuk dijadikan permaisuri.

Namun, lamaran Sultan Aceh itu ditolak oleh kedua saudara laki-laki Putri Hijau sehingga membuat Sultan Aceh sangat marah. Penolakan itu dianggapnya sebagai penghinaan terhadap dirinya. Kemudian Kesultanan Aceh pun memerangi Kesultanan Deli yang waktu itu dipimpin oleh saudara tua Putri, bernama Mambang Yazid.

Dengan menggunakan kekuatan gaib, Mambang Yazid menjelma menjadi seekor ular naga dan Mambang Hayali berubah menjadi sepucuk meriam yang tidak henti-hentinya menembak tentara Aceh hingga akhir hayatnya.

Kesultanan Deli mengalami kekalahan. Akibat kecewa karena kalah, Putra Mahkota yang menjelma menjadi meriam itu meledak sebagian. Bagian belakangnya terlontar ke Labuhan Deli dan bagian depannya ke Dataran Tinggi Karo.

Putri Hijau ditawan dan dimasukkan dalam sebuah peti kaca yang dimuat ke dalam kapal untuk seterusnya dibawa ke Aceh melalui Selat Malaka. Ketika kapal sampai di Ujung Jambo Aye, Putri Hijau memohon diadakan satu upacara untuknya sebelum peti diturunkan dari kapal. Permintaannya ialah harus menyerahkan padanya sejumlah beras dan beribu-ribu telur. Permintaan Putri dikabulkan dan upacara pun dilaksanakan.

Akan tetapi, baru saja upacara dimulai, tiba-tiba berhembuslah angin ribut yang maha dahsyat dan disusul gelombang laut yang sangat tinggi. Dari dalam laut, muncullah abangnya yang telah menjelma menjadi ular naga. Dengan menggunakan rahangnya yang besar diambilnya peti tempat adiknya dikurung, lalu dibawanya masuk ke dalam laut.